Tuesday, June 28, 2005 | 11:17 AM

Akila Cung Cung


Ini foto terbaru Akila... Kebetulan Minggu kemaren Akila ke Gereja pake kebaya modern dan celana jeans.. Sayang agak kabur soalnya pake HP..

Image hosted by Photobucket.com


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

| 10:58 AM

Belanja Bulanan


Nggak tau kenapa, saya kurang suka bawa suami belanja bulanan. Suami saya bukan tipe shopper seperti saya. Hehehe.. Sebenernya bukannya nggak suka sih tapi kalo suami saya ikut serta, banyak barang yang akhirnya nggak kebeli karena disuruh cepet2. Jadi.. mendingan saya belanja bulanan sendiri tanpa suami.

Seperti pada belanja bulanan kali ini. Sabtu kemaren, saya sudah bilang mau belanja ke d'Best Fatmawati. Tapi karena siangnya kita ke PIM (again), suami mendaulat saya untuk belanja di Hero PIM. Aduh.. males bener.. Akhirnya, saya putuskan untuk beli keperluan dapur saja seperti makanan kering, gula, kopi, teh, susu, dsb.

Oh ya.. Berdasarkan percakapan saya dengan seorang kakak kelas pas SD di Balikpapan dulu, dia mengatakan kalo di daerah rumah mertua saya ada supermarket murah namanya TIP TOP. Wah.. Kebetulan nih.. Minggu siang saya mau ke rumah mertua. Saya keukeuh banget minta dianterin suami ke TIP TOP yang konon murah itu. Dan tumben dia nggak nolak.. Sampai sana, keadaan nggak seperti yang saya bayangkan. Parkirnya susah, tempatnya kecil, sumpek, penuh, sesak, dan trolly susah maju dan susah mundur. Wah.. pokoknya nggak enak banget deh.. Akhirnya saya putuskan untuk beli yang kelihatan mata dan barang yang gampang dijangkau saya. Untuk barang lainnya saya memutuskan untuk belanja di tempat lain.

Sampai hari ini keperluan bulanan saya masih belum lengkap dan.. saya harus belanja bulanan lagi untuk yang KETIGA kalinya.. hiks...


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Saturday, June 25, 2005 | 10:54 AM

Indonesian Idol


Setelah 2 minggu yang lalu nonton live Indonesian Idol di Sarbini, hari ini saya nonton live lagi. Wah.. Asik.. Selain dengan Icha (kakak Glenn), Arist, Ibu Arist, keluarga Waas, bergabung juga Sona, Ai, Endah, Vinny, dan beberapa orang muda mudi dari gereja Philadelphia-Bintaro dan beberapa orang pasukan Bea Cukai Soekarno-Hatta.

Berseragam jeans dan kaos hitam bertuliskan GLENN, kita siap masuk ke Sarbini. Seperti biasa, masuknya agak desek2an. Tapi karena saya dapet tiket KELUARGA, jadi nggak terlalu desek2an masuknya. Menunggu pintu masuk dibuka, kita sudah dikejutkan oleh fans2 Glenn yang ternyata datang dari berbagai kota di Indonesia. Ada 2 orang cewek yang nyamperin kita dan bilang gini:

"Mbak.. Keluarganya Glenn ya.."
"Iya.."
"Mbak.. Kita jauh2 dateng dari Banjarmasin khusus untuk liat Glenn lho.. Mumpung lagi liburan.."
*speachless memikirkan pengorbanan mereka*

Akhirnya pintu masuk dibuka juga. Setelah menukar tiket dengan bendera Indonesian Idol, kita naik dan.. Thanks God tempat duduk kita strategis banget dan depan. Asik.. Udah gitu deket sama dewan juri.. Asik..

Oh ya.. Karena ini siaran langsung, pas iklan diisi sama lawakan antara Oki Lukman dan Indra Bekti. Super duper lucu banget..

Glenn masuk 3 nggak aman (again). Thanks God yang tersisih Yudi. Lho kok gitu? Coba deh nonton live di Sarbini. Pasti kalian semua pengen Yudi yang tersisih juga... hehehe..

Bintang tamu kali ini Dewa dan Nania. Sumpah.. Nania suaranya baguuuussssssss banget.. Dewa sendiri standard lah.. Dani-nya tetep angkuh, Once ramah, Tyo cakep.. hehehe..

Oh ya.. pas result show, yang nemenin kita nambah. Ada beberapa fans Glenn cewek anak SMU 82 yang ikutan duduk deket kita. Katanya sih banyak yang nge-fans sama Glen.. Nggak heran lah..

Pas terakhir, para finalis II kan pada salam2an sama penonton.. Dan.. banyak banget yang megang2 pipi dan dagunya Glenn.. Glenn-nya sampe pasrah..


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Friday, June 24, 2005 | 9:36 AM

Tentang Adik dan Nama..


Semalam saya dan Akila ngobrol di tempat tidur sambil nemenin Ayah kerja..

"Akila mau nggak punya adik.."
"Mau.. 3 ya Mama.."
"Hah???"
Mama *pengen pingsan* Ayah ketawa-ketawa..

Tiba-tiba Akila melanjutkan lagi..

"2 aja deh Ma.. 1 perempuan, 1 laki, namanya Abiel sama Aluna ya Ma.."
Wah.. ternyata Akila inget pembicaraan antara Ayah dan Mamanya tentang nama anak..

"Akila.. nanti kalo adiknya berantem, Akila bilang apa.."
"Adik.. jangan berantem.. Nanti dimarahin Mama lho.."
"Aduh baiknya.. Emang Akila udah mau jadi Kakak.. Nanti kalo adiknya udah lahir, Akila dipanggil Mbak Akila ya.."
"Ahhh.. Nggak mau.. Maunya Mbak Cung-cung.."
Mama *hiks* Ayah ketawa lagi..

"Mama.. Akila nggak mau punya adik deh.."
"Kenapa?"
"Nanti adiknya nakal.."
"Adiknya kan baik.. Nanti Akila yang ajarin biar adiknya nggak nakal"
"Tapi adik tidur sendiri ya Ma.. Kalo nangis jangan digendong.. Ditaro di lantai aja"
"Nggak boleh gitu dong.. Kan kasian.. Masak adik ditaro di lantai.."

"Ma.. Emangnya Mama udah pesen adiknya.. Pesennya dimana Ma?"
Mama *spechless* Ayah ketawa-ketawa lagi..


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Wednesday, June 22, 2005 | 9:17 AM

VOTE FOR GLENN


Wah.. Udah nggak kerasa, Glenn udah 2 bulan dikarantina.. Lama juga ya..

Cita-cita Glenn sebenernya nggak muluk-muluk. Apalagi keluarganya. Masuk 12 besar di Indonesian Idol rasanya sudah berkat Tuhan yang luar biasa besarnya. Tapi, Glenn punya tujuan lain. Sepertinya dia ingin membuat teman akrabnya, almarhum Morits bangga. Oh ya.. Morits sebelum meninggal sangat mendukung Glenn untuk ikut Indonesian Idol.

Tapi, yang bangga bukan Morits aja lho.. Kita semua juga bangga dan sangat mendukung. GO GLENN.. Mudahan masuk 5 besar ya.. Tapi 12 besar aja kita udah bangga kok..


Image hosted by Photobucket.com


Please VOTE FOR GLENN

Ketik GLENN kirim ke 9288

Kirimnya setiap Jumat antara jam 20.00 - 22.00 ya..

Setelah Jumat tanggal 10 Juni kemaren sempet nonton di live di Sarbini, rencana saya mau nonton live lagi Jumat ini..

Mohon doa dan dukungan SMS-nya ya.. Supaya GLENN bisa masuk 5 besar.

Ketik di sini untuk tau lebih banyak tentang GLENN


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Monday, June 20, 2005 | 4:03 PM

10 Langkah Bagi Ayah Ibu Bekerja



Membesarkan anak dengan baik memang tidak mudah bagi pasangan suami istri yang bekerja. Dengan sepuluh panduan berikut mudah-mudahan mereka dapat menjalankan tugas sebagai orang tua dan pasangan karier secara seimbang.

Lebih dari tiga puluh tahun terakhir, dengan pelbagai alasan sosioekonomi semakin banyak pasangan suami-istri yang harus bekerja. Kegiatan masing-masing anggota keluarga di luar juga meningkat, akibatnya waktu berkumpul antara anak dan orang tua atau saudara-saudara mereka semakin sedikit. Anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuh atau malah bermain sendiri di rumah.

Kecenderungan ini, menurut Daniel Amen, M.D., direktur medis The Center For Effective Living, akan menimbulkan dampak sosial serius jika orang tua tidak memberikan kepemimpinan yang kuat kepada anak-anak mereka. Psikiater anak, remaja dan dewasa ini menyodorkan sepuluh panduan untuk membesarkan anak secara sehat dalam keluarga dengan kedua orang tua bekerja.

1. Waktu. Hubungan orang tua-anak yang baik memerlukan waktu yang memungkinkan mereka berkumpul secara fisik. Tidak perlu berjam-jam. Yang penting, orang tua secara konsisten meluangkan sedikit waktu bersama anak-anak hampir setiap hari. Ketika bersama mereka, jauhkan gangguan dan konsentrasikan perhatian kita kepada mereka. Waktu adalah tonggak penyangga pengasuhan yang baik.

2. Jadilah pendengar yang baik. Bila anak-anak mengetahui bahwa kita benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan, mereka akan lebih bersemangat untuk berbagi perasaan dan pikiran. Sebaliknya, kalau orang tua merendahkan gagasan anaknya atau "rajin" mengkritik kata - katanya, anak itu akan menarik diri dan memilih lebih dekat pada teman. Karenanya, jika ingin memiliki pengaruh dalam kehidupan anak, mari menjadi pendengar yang baik. Mereka akan menerima kita bila kita membantu mereka memecahkan masalah.

3. Tentukan harapan yang jelas. Memberitahukan anak apa yang kita harapkan darinya akan membentuk perilaku yang baik. Jangan ragu-ragu melibatkan mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas di lingkungan rumah. Kebanyakan anak pasti akan mengeluh. Begitupun, kita harus berusaha agar mereka senang dilibatkan. Pada anak yang berperan serta dalam urusan rumah tangga, akan tumbuh etika kerja dan umumnya ia lebih merasa menjadi bagian dari keluarga.

4. Jangan membiarkan rasa bersalah. Banyak orang tua merasa bersalah karena bekerja seharian di luar rumah. Sebagai kompensasinya, mereka membiarkan anak berperilaku buruk dan tidak disiplin. Orang tua yang baik adalah yang tegas. Merasa bersalah merupakan tindakan kontraproduktif.

5. Jangan menggantikan kasih sayang atau waktu dengan uang. Memang penting untuk mengajarkan anak-anak bagaimana mengelola uang, tetapi jangan gunakan uang sebagai pengganti waktu atau kasih sayang kita. Pesan materialistis di televisi mudah sekali merasuki anak dan membangkitkan keinginan mereka untuk membeli ini dan itu. Bagaimana kita dapat membentengi mereka dari pengaruh buruk ini? Kita buat mereka untuk selalu berusaha bila ingin memperoleh sesuatu. Sesuatu yang diperoleh melalui bekerja, akan lebih terasa nilainya.

6. Jangan terlalu sering gonta-ganti pengasuh. Satu dari kebutuhan psikologi yang penting pada anak adalah bahwa ia terasuh dengan baik dan penuh kasih secara terus-menerus. Oleh karena itu kita memerlukan pengasuh. Dengan menggunakan pengasuh kecemasan kita akan berkurang selama kita bekerja. Namun sebelum menyerahkan anak pada seorang pengasuh, berikanlah kesempatan untuk terciptanya keakraban dan kedekatan antara anak dan si calon pengasuh. Sering gonta-ganti pengasuh dapat membahayakan anak. Untuk mencari orang yang tepat atau situasi yang baik bagi anak, kalau perlu, pergilah ke tempat yang jauh!

7. Kuncinya: pengawasan. Sering kali ketika ditinggalkan orang tua, anak terjerumus dalam masalah. Penelitian menunjukkan bahwa anak- anak bermasalah sering berasal dari keluarga yang kurang atau tidak diawasi. Anak-anak tidak begitu saja tahu sejak lahir, mana perilaku baik, mana yang buruk. Mereka perlu diajari dan kemudian diawasi. Karenanya, sangatlah penting bagi orang tua untuk mengetahui di mana anaknya, sedang bersama siapa, dan sedang ngapain. Memang, anak sering mengeluh kalau ia diawasi ketat, tetapi anak-anak yang tidak diawasi juga sering merasa bahwa orang tua mereka tidak peduli dengan mereka!

8. Beri perhatian lebih saat ia baik. Ini bagian paling berat sebagai orang tua. Kita cenderung lebih memperhatikan anak-anak ketika mereka menjengkelkan. Sebaliknya, jauh lebih sulit untuk memperhatikan perilaku baik mereka. Namun, jika ingin anak berperilaku baik, berilah perhatian pada hal-hal yang kita sukai dari mereka. Kalau anak merasa diabaikan, secara bawah sadar ia akan berperilaku salah untuk menarik perhatian kita. Memperhatikan mereka sewaktu mereka baik, memang memerlukan usaha.

9. Hukuman itu untuk mendidik. Orang tua yang bekerja di luar rumah, cenderung mengalami kelelahan dan mudah jengkel. Maka mereka lebih mudah kehilangan kontrol terhadap anak-anak. Ini dapat menimbulkan masalah. Jangan pernah menghukum anak ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol diri. Gunakan hukuman untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan kemarahan.

10. Berikan teladan dalam relasi. Anak belajar berelasi dari orang tua mereka. Mereka juga merasa paling aman jika melihat orang tua saling memperlakukan pasangannya dengan baik. Maka hal terbaik yang dapat dilakukan bagi anak-anak kita adalah mencintai pasangan kita.

Sumber : Milis Fungky Mom


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Friday, June 17, 2005 | 1:15 PM

Keliling Jakarta di Pagi Hari Dengan Ojek


Pagi jam 07.00 suami telp.. "Laptopku ketinggalan. Gimana Ya..?"

Wah.. suami saya memang kreatif. Pagi-pagi udah bisa bikin saya kelabakan. Setelah berdiskusi ringan dengan suami, akhirnya diputuskan saya anter laptop pujaannya itu ke kantornya dengan ojek. Pikir saya, kalo naik taksi pasti macet dan saya nggak akan bisa tiba di kantor saya sebelum jam 09.00. Saya nggak boleh telat! Karena siang ini saya rencana pulang jam 14.00 untuk nonton Akila "RAP DANCE". Oh ya.. Karena saya nggak mau naik sembarang ojek (takut dibawa kabur abang-abangnya..) jadi saya putuskan untuk naik ojek dari rumah ke kantor, stop over di kantor, terus ganti ojek yg di depan kantor. Saya memang lebih sreg sama abang ojek depan kantor karena nyetirnya nggak asal. Sudah terpercaya lah.. hihihi..

Rencana tinggal rencana. Tukang ojek pertama belum ngetem di tempat biasanya. Sempet terbesit keinginan untuk naik taksi langsung ke kantor suami, tapi pasti macet. Akhirnya saya tetep milih naik ojek andalan depan kantor. Oke.. Akhirnya tukang bajaj terpilih untuk mengantarkan saya ke kantor. Setelah sampe kantor, menghidupkan komputer, taro tas, dan minum, saya langsung mencari tukang ojek andalan. Untung dia ada.

Sesuai instruksi suami via SMS "Kamu nggak usah bawa tas. Laptopnya di kalungin dan taro di tengah-tengah" akhirnya saya memulai perjalanan kecil saya dipagi hari ini.

Udara nggak terlalu panas, nggak terlalu dingin. Pas lah.. Rute saya: Tendean - Kuningan - Menteng - Kebun Sirih...

Lewat Tendean agak macet. Padahal masih jam 08.10. Ternyata ada bis yang nyerempet bis. Penumpang bis ada beberapa yg turun. Wah.. banyak tontonan nih kayaknya.. hehehe (kurang piknik.com)

Sampai Kuningan saya mencoba menikmati perjalanan. Biasanya saya di mobil nyetir sambil denger tape atau ngobrol. Sekarang saya naik ojek. Nggak ada lagi yang bisa saya lakukan selain liat-liat pemandangan. Kapan lagi kan.. Melintasi Kuningan saya mulai lihat2 deretan kantor kedutaan besar.Yang saya inget.. Switzerland, Hungaria, Malaysia, terus apa lagi ya.. Semua dijaga ketat. Pagernya tinggi-tinggi. Bikin ribet aja.. Kalo pake jasa ahli Feng Shui, pokoknya bangunan Kedutaan Besar pasti dinilai jauh dari menguntungkan.

Melewati deretan Kedutaan Besar, ada deretan beberapa kantor negeri. Kalo nggak salah department Kesehatan, terus ada juga Hukum & HAM. Beberapa orang pegawai negeri tsb sedang olahraga. Senam kesegaran jasmani kayaknya. Sempet juga lewat Setiabudi Building yg belum pernah saya kunjungi. Terus didepan kantor Esia ada beberapa mobil kancil bertuliskan Esia. Lucu juga.. Warna-warni lagi...

Melewati Menteng saya melihat sederetan rumah kuno yang asri. Semu rumah teduh banget. Saya jadi tahu dimana toko kue Clara berada. Saya juga melewati Keris Galery yg masih tutup. Jadi inget masa-masa SMP dulu.. nostalgia mode on.

Setelah lost di sekitar Aryaduta, akhirnya saya sampai di depan Kedutaan Besar Amerika. Ini lebih heboh lagi penjagaannya. Kawat duri dipasang berlapis-lapis. Truk polisi diparkir melintang. Pagernya asli ketutup tup tup tup.. Sampe nggak ada celah untuk lihat ke dalam. Jadi inget masa-sama antri visa di situ dulu... nostalgia mode on again..

Akhirnya sampailah saya ke kantor suami. Dia udah nunggu di depan diiringi senyum takut kena marah. Ih.. lagian siapa yang mau marah.. Kalo emang ketinggalan ya ketinggalan aja.. Akhirnya saya bergegas pulang diiringi tatapan kagum dan takjub dari suami. Kenapa sih Mas.. Liat istrinya naik ojek aja takjub.. hahaha..

Pulang dari kantor suami, sang tukang ojek ngambil inisiatif untuk cari jalan sendiri. Katanya sih mau lewat Manggarai. Ya udah deh.. itung2 jalan2 (kurang piknik mode on). Akhirnya kita lewat Menteng dan lewat jalan Surabaya. Beberapa pedagang sedang nyapu di depan kios. Beberapa kios sudah buka dan diantaranya menjual: travelling bag bermacam model dan ukuran, kerajinan dari kuningan, radio model jaman dulu (untuk hiasan), kaset second, laser disc second, dan masih banyak lagi.

Setelah melewati jalah Surabaya, akhirnya kita lewat Pasar Rumput. Sekilas dilihat, banyak yg menjual sepeda anak-anak, kereta dorong second, kursi roda second, dan masih banyak lagi. Setelah melewati Pasar Rumput ada tulisan yg membuat saya sedikit tersenyum "Soto Mugeni Pindah ke Landmark" wah.. hebat banget tukang soto pindahnya ke Landmark... hihihi..

Melewati Kuningan untuk yg keduakalinya, saya melihat Menara Imperium, dimana Nadya temen SMA saya berkantor, kemudian saya sempet flash back.. saya dulu lumayan sering ke Jalan-jalan yg ada di Menara Imperium.. flash back mode on again.. norak ya..
Melewati kedutaan besar Australia, jadi inget bom.. Saya sempat melihat beberapa gedung yg ada disebelah kedutaan besar. Jadi bagus lho modelnya.. Saya juga sempat melihat gedung dimana teman saya Vany berkantor..

Wah.. Tiba di kantor waktu sudah menunjukan pukul 09.00 pagi. Satu jam saya perjalan2 keliling Jakarta dipagi hari. Yang saya dapatkan? Pengalaman baru, rasa penuh syukur yg semakin bertambah, dan.. debu di wajah.. Cuci muka dulu ya..


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Tuesday, June 14, 2005 | 2:17 PM

Akila Cung-Cung..


Nama anak saya cukup bagus. AKILA DEVINA HANANTO.

Akila ini diambil dari:
AK : AnaK
I : Iik
LA : wuLAn
Jadi AKILA itu AnaK Iik wuLAn. Setelah anak saya lahir, saya baru tahu kalo Akila dalam bahasa Arab berarti Intelligent. Cukup bagus bukan..

Devina artinya Kiriman Tuhan.

Hananto last name suami.

Kalau digabung artinya Anak Iik Wulan yang dikirim dari Tuhan. Simple bukan?

Waktu anak saya mulai belajar ngomong (usia 1th), dia nggak mau dipanggil Akila. Maunya dipanggil Yakyo. Cukup aneh bukan? Ini nggak tau asalnya dari mana.. Tapi saya curiga, Yakyo ini sebutan dari Akila untuk Pinocchio. Jaman dia kecil dulu, dia nge-fans banget sama Pinocchio. Tapi Pinocchio dan Yakyo kedengerannya sama nggak sih? Jadi kalo ditanya Namanya siapa? Jawabannya Yakyo (dengan suara lantang..). Aduh..

Menginjak usia 2 tahun, dia nggak mau lagi dipanggil Yakyo. Kalo dipanggil Yakyo, dia langsung protes sambil berkata.. Bukan Yakyo tapi Akila.. A-KI-LA.. Oke..

Menginjak usia 3 tahun.. Saya juga kurang jelas dari mana asalnya, dia maunya dipanggil Cung-Cung.. HAH? Cung-Cung.. Saya memang nggak tau dari mana Cung-Cung ini berasal tapi saya yakin, suami saya tau asal-usul nama Cung-Cung ini.. Setelah saya tanya, Cung-Cung itu SUSU. Jadi kalo Akila mau minum susu, bilangnya gini..
"Mama.. Mau Cung-Cung dong.."
"Cung-Cung apa Kil.. Cung-Cung Coklat atau Cung-Cung Putih (rasa Madu)"

Kalo Cung-Cung ini artinya Susu, lalu kenapa dia mau dipanggil Cung-Cung juga ya..?

Masih ttg nama Cung-Cung.. Panggilan ini juga berlaku di sekolahnya. Gurunya harus manggil dia Cung-Cung. Kalo dipanggil Akila, dia langsung protes dan bilang.. "Cung-Cung.. bukan A-KI-LA" Oh No..

Beberapa bulan lalu saya sempat mengantarkan Akila ke sekolah. Salah satu gurunya tanya
"Ibu.. Akila nggak mau dipanggil Akila. Maunya dipanggil Cung-Cung.."
"Iya tuh Miss.. Nggak papa deh dipanggil Cung-Cung juga nggak papa"
"Akila kalo di rumah panggilannya Cung-Cung ya Bu.."
"Kadang-kadang dia memang maunya dipanggil itu sih.."
"Cung-Cung itu nama Chinesse-nya Akila ya Bu.."
"Hahahaha" *spechless mode on*
"Bukan Miss.."
"Lho.. Ibu kan Chinesse kan.."
"Enggak.. saya Jawa.. tapi campur Menado"
"Pantesan.."


Aduh... Cung-Cung.. Cung-Cung..

Jadi kalo ketemu anak saya, test aja.. Tanya namanya siapa.. Dengan bangga dan lantang dia pasti akan bilang Cung-Cung.. Tapi kalo ditanya siapa nama lengkapnya, pasti akan dijawab Akila Cung-Cung..


Image hosted by Photobucket.com

0 comments

Wednesday, June 01, 2005 | 11:31 AM

Jenuh dan Bosan


Nggak tau kenapa udah beberapa hari ini badan rasanya sakit semua. Apa akibat dari jatuh di kamar mandi Minggu malam ya.. Belum lagi pusing kepala di pagi hari. Bikin males berangkat kerja aja..

BTW.. Akibat terlalu santai akibat bos nggak masuk selama 2 hari, mood kerja jadi menghilang (emangnya biasanya ada.. hehehe..). Terbayang kegiatan di kantor 2 hari kemaren. Chat sama beberapa moms dari Dunia Ibu, conference sama bunitia Dunia Ibu, nyari kostum dan perlengkapan untuk acara kantor suami.. Pokoknya santai..

Hiks.. Hari ini harus kembali pada rutinitas.. Bekerja..

Apa ya yang bisa mengembalikan semangat kerja? Tidur? Cuti? Huuuu.. Kayaknya belum bisa..

Kalau mau jujur sih pengen berhenti. Tapi apa saya siap di rumah saja? Jadi ingat pembicaraan dengan anak saya semalam..

"Abis tidur ini, Akila ngapain?"
"Di rumah aja.."
"Kalo Mama? Kalo Papa?"
"Mama sama Papa kerja.."
"Akila nggak mau Mama sama Papa kerja.."
"Lho.. Nanti kita nggak punya uang.."
"Kita kan uangnya udah banyak.."
"HAH???"


Image hosted by Photobucket.com

0 comments